Pengertian Kapasitor Bipolar, Contohnya, dan Simbolnya

Sejarah Singkat Kapasitor

pict from pinterest

Kapasitor disebut juga kondensator. Kapasitor disimbolkan dengan huruf C pada rangkaian elektronika. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator). Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”, bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. (Source: https://repository.unikom.ac.id/34122/1/kapasitor.pdf )

 

Dengan rumus dapat ditulis : 

 

Q= V.C

 

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)

C = nilai kapasitansi dalam F (farad)

V = besar tegangan dalam V (volt)

 

Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :

1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS)

2. Sebagai filter dalam rangkaian PS (Power Supply)

3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna

4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon

5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

 

Kapasitor Bipolar

Kapasitor jenis ini mempunyai dua polaritas yaitu positif dan negatif sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik. Kapasitor ini umumnya berkapasitas cukup besar yakni dalam satuan micro farad (μF) sampai dengan mili Farad (mF). Kapasitor ini biasa dipakai sebagai filter dalam rangkaian penyearah (rectifi er). Kapasitor bipolar terbagi menjadi dua jenis yaitu, kapasitor elektrolit dan tantulum. https://drive.google.com/drive/folders/1dtu86XY1EebDlzoAa1QYTmvE2NsbG708


 

A) Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capasitor)

Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi elco, dikarenakan kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki pendek (negative). 

 

 

Gambar Kapasitor Elektrolit

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/kapasitor-elektrolit-atau-elco/

 




B) Kapasitor Tantulum (Tantulum Capasitor)

Kapasitor tantalum mirip dengan kapasitor elektrolit, tetapi mampu menawarkan tingkat kapasitansi yang sangat tinggi  untuk setiap volume tertentu. Mereka banyak digunakan dalam peralatan elektronik yang membutuhkan kapasitor ukuran kecil dengan tingkat kapasitansi tinggi. Pada umumnya jenis kapasitor bipolar ini dipakai pada komponen sirkuit handphone maupun laptop.


Jenis kapasitor tantalum
Walaupun kapasitor tantalum banyak digunakan, banyak yang tidak tahu bahwa ada tiga jenis kapasitor tantalum yang tersedia:

1. Kapasitor  tantalum elektrolitik foil

2. Kapasitor tantalum dengan anoda berpori dan cairan elektrolit

3. Tantalum kapasitor dengan anoda berpori dan elektrolit padat

Source: http://blog.unnes.ac.id/antosupri/kapasitor-tantalum/

 

Simbol Kapasitor Bipolar

Simbol kapasitor elektrolit dan tantulum mempunyai simbol yang sama.

Glosarium:

Bouncing: lonjakan bunga api, Saklar Push-On atau saklar toggle dan relay mekanik merupakan kontak mekanik yang terbuat dari logam yang bila diberi arus listrik, akan mengakibatkan terjadinya lonjakan bunga api listrik, yang disebut dengan Efek Bouncing. Efek bouncing sering menjadi masalah tersendiri dalam rangkaian digital khususnya pada rangkaian elektronika digital, karena Efek Bouncing ini akan menyebabkan nilai dari data atau sinyal yang masuk ke rangkaian tidak akurat atau tidak tentu, ketika saklar mekanik ditekan sebagai data inputnya. Hal ini tentu akan mengakibatkan kondisi yang tidak diinginkan dan harus diatasi dengan suatu rangkaian elektronik yang disebut dengan DeBouncing agar data atau sinyal inputnya menjadi lebih pasti. (Source: https://media.neliti.com/media/publications/269631-rancangan-rangkaian-anti-bouncing-untuk-c1206a39.pdf)

Comments

Popular posts from this blog

ceritaku - Eps.4 - Lane Crocodille (Buaya Darat)

Rangkuman SBK Kelas 9 Semester 2 (Persiapan UTS)

Morning Dzikr